Bikin Merinding, Manusia Ditelan Batu Hingga Pertempuran dengan Naga, Berikut 7 Legenda dari Aceh

Bikin Merinding, Manusia Ditelan Batu Hingga Pertempuran dengan Naga, Berikut 7 Legenda dari Aceh

Legenda Batu Belah dari Aceh-istimewa-raselnews.com

BACA JUGA:Bisa Berdosa Besar, Menyingkat Tulisan Assalamu'alaikum adalah Kesalahan Fatal, Berikut Penjelasannya

Sang naga marah, mereka tidak mau memberikan anak kesayangannya pada sang raja.

Pertempuranpun terjadi antara tentara kerajaan dengan sepasang naga.

Tuan Tapa yang sedang melakukan tapa merasa terusik dengan suara pertarungan antara sepasang naga dengan prajurit kerajaan.

Tuan Tapa datang untuk menjadi penengah diantara mereka.

BACA JUGA:Polda Bengkulu Bekuk 2 Residivis Pemilik 250 Paket Sabu Siap Edar

BACA JUGA:Sssttt….Kemenko Perekonomian Buka Lowongan Kerja Gaji Rp15 Juta untuk Lulusan SMA/SMK, Ini Syaratnya

Hentakan kaki Tuan tapa saat hendak menuju lokasi pertempuran meninggaalkan bekas seperti kolam.

Hingga saat ini bekas tapak itu masih ada dan sudah menjadi destinasi wisata Tapak Tuan di Aceh Selatan.

Naga jantan tetap tidak ingin memberikan anak mereka. Karena marah, naga jantan menantang Tuan Tapa bertarung.

Setelah terjadi pertempuran sengit berhari hari akhirnya sang naga jantan berhasil ditaklukkan oleh Tuan Tapa.

Melihat pasangannya mati, naga betina segera menghancurkan pulau yang dihuninya menjadi gagasan pulau-pulau kecil yang kini dinamakan pulau banyak, terletak di Aceh Singkil.

BACA JUGA: Ustadz Alfian Jawal: Begini Cara Mengatasi Remaja yang Suka Mabuk Dalam Perspektif Islam

BACA JUGA:Kabar Baik, MenPAN-RB Siapkan Formasi CPNS 2023 untuk Lulusan SMA dan SMK di 8 Kementerian

3. Kisah Sultan Mughayat Syah dan Putri Hijau

Suatu hari sang sultan tiba-tiba melihat sebuah cahaya berwarna hijau dari arah timur.

Ternyata cahaya itu berasal dari putri hijau. Sang sultan berniat untuk meminang sang putri, namun pinangan itu ditolak.

Sultan sangat marah hingga memerintahkan pengawalnya untuk menyerang wilayah Deli Tua. Sayangnya wilayah itu dikelilingi oleh pohon berduri.

Sultan tidak kehabisan ide. Dia memerintahkan para pengawal untuk menembakkan uang agar para penduduk mengambil uang tersebut.

BACA JUGA:Bukan Kolam Lele Tapi Sarang Nyamuk, Program Ketahanan Pangan 6 Desa di Seluma Dinilai Mubazir

BACA JUGA:Kalah Dari Thailand, Indonesia Bertemu China Diajang Sudirman Cup 2023

Sesuai ekspektasinya, para warga menebang pohon berduri demi mengambil uang.

Sang putri merasa terancam, sehingga penguasa Deli Tua memberi amanat pada sang putri hijau.

Bila kelak putri ditawan, tubuhnya tidak boleh disentuh siapapun dan meminta agar dirinya dimasukkan kedalam peti kaca.

Dia juga meminta seluruh rakyat Aceh membawa persembahan sebutir telur ayam dan segenggam beras lalu dibuang ke laut. Disaat semua membuang ke laut, putri diperintahkan keluar dari peti kaca dan memanggil Mambang Jazid.

BACA JUGA:Tokoh Sakti Mandraguna dari Aceh, Tapak Kakinya Menyerupi Kolam, Begini Legenda Tapak Tuan di Aceh Selatan

BACA JUGA:Gawat! Gaji Kades dan Perangkat di 89 Desa di Seluma Bakal 'Ditahan', Nih Penyebabnya

Hingga hari itu tiba, semua berjalan sesuai rencana. Saat dirinya memanggil Mambang Jazid, tiba-tiba keluar naga dari dalam laut diiringi ombak yang besar.

Naga itu segera membelah kapal menjadi dua. Sang putri yang masuk kembali ke dalam peti, terapung ditengah lautan.

Sang naga mendekati peti itu lalu membawanya ke Selat Malaka. Kejadian itu terjadi dalam hitungan detik sehingga tiada yang bisa mencegahnya. Putri hijaupun selamat dari tawanan Sultan Mughayat Syah.

BACA JUGA:Gaji PNS Naik, Besaran Tukin ASN Kategori Ini Dirombak

BACA JUGA:Kabar Duka, Dirut Bank Bengkulu Ahmad Irfan Meninggal Tutup Usia

4. Mentiko Betuah

Dahulu kala terdapat anak bernama Rohib. Rohib dibesarkan dengan penuh kemanjaan sehinga dirinya menjadi pemuda manja.

Sang raja marah akan perilaku anaknya maka meminta untuk anak itu dibunuh, namun istrinya meminta agar Rohib diusir saja dari kerajaan dengan diberi modal agar dia dapat berdagang. Rohibpun keluar dari kerajaan.

Ditengah perjalanan, dia menemukan anak-anak yang sedang melempari burung dengan ketapel. Rohib berjanji jika mereka menghentikan perilaku itu, maka akan diberikan uang.

BACA JUGA:Popularitas Uang Koin Rp1.000 Kelapa Sawit Meningkat, Berapa Harga Jualnya? Cek di Sini

BACA JUGA:Bukan Hanya Koin Kuno, 5 Barang Antik Ini Ternyata Masih Menjadi Incaran Kolektor, Auto Tajir Bro....

Dengan cepat anak-anak menghentikan aktivitas kejamnya. Rohib kembali melanjutkan perjalanan dan selalu melakukan hal yang sama.

Memberi uang pada orang agar berhenti menganiaya binatang. Tidak dia sadari bahwa modalnya kini telah raib dari genggamannya.

Hingga dia beristirahat dibawah pohon. Tiba-tiba datanglah seekor ular besar yang bertanya siapakah Rohib.

Seusai mendengar cerita Rohib, sang ular memberikannya hadiah berupa mentiko betuah yang ia keluarkan dari mulutnya.

BACA JUGA:Punya Barang Antik Buruan Kolektor, Bingung Cara Menjual, Begini Caranya Agar Laku Tinggi

BACA JUGA:Gubernur Bengkulu Sebut Anggaran Pilkada Butuh Rp250 Miliar

Sang ular mengatakan bahwa mentiko betuah dapat mengabulkan apapun permintaannya. Hingga Rohib meminta banyak uang dan kembali pulang ke kerajaan.

Tapi tiba-tiba barang miliknya dibawa kabur pemilik toko emas, karena dia hendak mengabadikan mentiko menjadi cincin.

Rohib segera meminta bantuan pada anjing, kucing dan tikus untuk membawa kembali mentiko betuah.

Mereka berhasil merebut dengan bekerjasama, namun sang tikus berkhianat dengan mengatakan seolah dirinya yang berusaha.

Sejak saat itu anjing dan kucing saat membenci tikus.

Sumber: dikutip dari berbagai sumber terpercaya