Kampung Janda di Banjarbaru Ternyata Bernama Batuah, Kok Berubah? Ini Biang Keroknya

Kampung Janda di Banjarbaru Ternyata Bernama Batuah, Kok Berubah? Ini Biang Keroknya

salah satu sudut kampung janda di banjarbaru, kalimantan selatan-istimewa-raselnews.com

Di zaman sekarang, status janda tidak mengenal usia. Pernikahan seringkali terjadi di usia 20 hingga 24 tahun.

Entah mengapa, banyak wanita yang menjadi janda pada usia yang masih sangat muda, mungkin karena perceraian atau kematian suami.

Di Kampung Janda ini, terdapat banyak wanita dari berbagai usia yang menjadi janda.

Menurut Ketua RT setempat, usia minimal seorang janda di kampung ini adalah 25 tahun, sementara usia maksimalnya sekitar 50 tahun ke atas.

BACA JUGA:Fakta Unik Gunung Patah di Bengkulu, Simpan Cerita Mistis Hingga Tumbuhan Langka

Mereka menyediakan oleh-oleh buatan tangan

Karena banyak dari mereka ditinggal suami, baik karena meninggal atau bercerai, para wanita tangguh di kampung ini bekerja sebagai tulang punggung keluarga.

Mereka tidak dapat bekerja jauh dari rumah karena memiliki banyak anak.

Oleh karena itu, para janda di kampung ini berusaha mencari penghasilan di rumah. Mereka membuat oleh-oleh khas untuk wisatawan yang berkunjung ke kampung tersebut.

BACA JUGA:Gila...! Gara gara Curug Citambur Rumah Abah Jajang Ditawar Rp2,5 Miliar, Berikut Fakta Unik Curug Sitambur

Beberapa di antaranya adalah kain khas Banjar yang disebut Sasirangan, batu mulia, serta makanan ringan seperti Amplang dan Dodol Kandangan.

Perubahan yang terjadi di Kampung Janda ini awalnya memang tidak menyenangkan untuk didengar.

Nama janda mengandung kesan negatif terhadap daerah tersebut.

Namun, semuanya berubah ketika para ibu yang ditinggal suami membuktikan bahwa kampung mereka tidak sesburuk yang dibayangkan orang. (red)

 

Sumber:

Berita Terkait