Kampung Janda di Banjarbaru Ternyata Bernama Batuah, Kok Berubah? Ini Biang Keroknya
salah satu sudut kampung janda di banjarbaru, kalimantan selatan-istimewa-raselnews.com
Memang, memiliki status janda seringkali dipandang negatif oleh sebagian orang. Padahal sebenarnya itu bukan keinginan dari wanita tersebut.
Namun, entah mengapa, masyarakat di Indonesia seringkali mencemooh status tersebut.
BACA JUGA:Disebut Segitiga Kopi Emas, Robusta Bengkulu Memiliki Cita Rasa Yang Khas dan Unik
Hal serupa terjadi di kampung ini. Semuanya bermula dari bencana banjir yang pernah terjadi, dan saat seorang warga diwawancarai oleh seorang wartawan.
Tanpa sengaja, warga tersebut, bernama Nurhansyah, menyebutkan bahwa korban banjir sebagian besar adalah janda.
Dari situlah wartawan mengambil kesimpulan bahwa tempat tersebut dinamakan Kampung Janda, dan berita tersebut kemudian menyebar luas.
Nurhansyah merasa tidak nyaman dengan sebutan itu dan ingin melaporkannya ke polisi terkait penggunaan nama yang merendahkan tempat tinggalnya.
Namun, penduduk kampung tidak setuju dan meminta agar dibiarkan saja. Oleh karena itu, hingga sekarang sebutan Kampung Janda masih melekat pada lokasi tersebut.
Tidak ada yang menyangka bahwa sebutan tersebut seolah menjadi doa bagi kampung tersebut.
BACA JUGA:4 Desa di Bengkulu Selatan Masih Kesulitan Sinyal Telekomunikasi
Mengapa demikian? Setiap hari, semakin banyak janda yang tersebar di setiap sudut kampung. Hingga dapat dihitung, hanya ada sedikit rumah yang tidak dihuni oleh janda.
Mayoritas rumah memiliki dua hingga tiga wanita dengan status tersebut. Beberapa di antaranya adalah kepala keluarga dan ada juga anak-anak dari janda yang belum menikah.
Usia janda di kampung ini beragam, dari yang muda hingga yang memiliki banyak anak.
BACA JUGA:Fakta Unik Wanita Berhijab, Disayang Tuhan dan Terhindar Dari Kanker Kulit
Sumber: