WASPADA! Wabah Demam Berdarah Kembali Berjangkit di Bengkulu Selatan, Ratusan Kasus Terjadi

Petugas melakukan fooging di lokasi rumah warga yang terjangkit DBD-wawan-raselnews.coms
Dikatakan Didi, sebagai salah satu bentuk kewaspadaan terhadap munculnya penyakit DBD, Dinkes rutin melakukan upaya sosialisasi dan edukasi masyarakat.
Baik itu melalui monitoring dan evaluasi fogging pada program pengendalian penyakit DBD.
"Dengan melakukan fogging memang bisa dilakukan untuk pengendalian penularan DBD, namun harus dibarengi dengan tindakan lain karena tindakan ini hanya efektif pada nyamuk dewasa," kata Didi.
BACA JUGA:12 Cara Sederhana Melawan Penuaan, Mulai Terapi Air Dingin Hingga Tertawa
BACA JUGA:Fakta Unik White Bellbird: Burung Sederhana Tapi Tidak Aman Bagi Telinga Manusia
Fogging dilakukan untuk memaksimalkan pemberantasan nyamuk penyebab DBD.
"Langkah yang paling tepat untuk mencegah DBD adalah melakukan gerakan pemberantasan sarang nyamuk yaitu menjaga lingkungan bersih, buang sampah pada tempatnya agar tidak ada genangan air," demikian Didi.
Seperti diketahui, bulan Agustus lalu DBD berjangkit di Desa Padang Mumpo Kecamatan Pino. Sebanyak 20 warga desa itu dinyatakan positif terjangkit DBD.
BACA JUGA:Cara Membuat dan Menggunakan Masker Wajah Alami Daun Kelor untuk Kulit yang Cerah dan Berseri
Demam berdarah disebabkan oleh virus yang ditularkan melalui gigitan nyamukAedes Aegypti.
DBD terbagi menjadi 2 jenis, Pertama, demam berdarah dengue (Dengue Hemorrhagic Fever) yang dapat membuat kebocoran pembuluh darah.
Lalu, demam dengue (Dengue Fever) yang tidak membuat pembuluh darah bocor.
Pada tahap awal demam berdarah sulit dibedakan dengan demam pada penyakit lain atau flu biasa. Tetapi pada DBD, demam naik turun (demam bifasik) yang terjadi 2-7 hari.
BACA JUGA:Banjir Hantam Bengkulu, 15 Hektar Tanaman Padi dan Jagung Rusak, Hati hati Banjir Susulan
Sumber: kepala dinas kesehatan bengkulu selatan