Si Pahit Lidah, Manusia Sakti Dari Sumatera Selatan, Ternyata Ini Kelemahannya
Arca Laki Laki menggendong anak yang diyakini peninggalan Si Pahit Lidah-istimewa-raselnews.com
BACA JUGA:Kena Kau! Lagi Obrak-abrik Lemari Tetangga, Remaja Desa Tanjung Besar Ditangkap Pemilik Rumah
BACA JUGA:Tenaga Satpol PP Bengkulu Selatan Mayoritas Perempuan, Sekda: Bagaimana Jaga Malam?
Keduanya sama sama tidak mau mengalah dan masing masing merasa paling sakti.
Akhirnya kesepakatan adu kesaktian kembali dibuat.
Karena Aria Tebing alias Si Mata Empat ini merasa tidak mampu melawan Si Pahit Lidah jika bertarung secara langsung, maka dibuatlah kesepakatan kalau mereka akan menggelar pertarungan secara tidak langsung.
BACA JUGA:5 Kabupaten di Bengkulu Tertinggi Kasus Stunting: Kaur Terendah, Bengkulu Selatan?
BACA JUGA:Lihat Mantan Pacar Jalin Hubungan Perempuan Lain, Gadis Asal Bunga Mas Emosi, Ini yang Terjadi
Keduanya sepakat bertarung di pinggir Danau ranau dengan memanfaatkan buah pohon enau atau aren.
Dengan cara seperti itu, Si Mata Empat yakin Si Pahit Lidah tidak akan mengeluarkan perkataan sumpah.
Lagi lagi Si Mata Empat mengetahui kelemahan sang kakak. Yakni bambu kuning.
Saat terjadi adu kesaktian, Si Pahit Lidah mendapat giliran lebih dulu memotong buah enau untuk ditimpakan ke tubuh Si Mata Empat yang menelungkup di bawah pohon.
BACA JUGA:Lihat Mantan Pacar Jalin Hubungan Perempuan Lain, Gadis Asal Bunga Mas Emosi, Ini yang Terjadi
BACA JUGA:Tipu Cakades Sukarami Rp2 Miliar, Wanita Asal Kaur Dibekuk di Jambi
Namun Si Mata Empat bisa melihat buah enau jatuh menggunakan sepasang mata di bagian belakang kepalanya, sehingga dengan mudah dia menghindar.
Kemudian giliran Si Pahit Lidah yang menelungkup di bawah pohon enau.
Giliran Si Mata Empat yang memotong buah aren. Sebelum tandan buah aren di potong, Si Mata Empat memasang bambu kuning pada tangkai buah aren itu.
BACA JUGA:Duh...Begini Nasib Oknum Kepsek Bengkulu Selatan yang Digerebek di Hotel Bengkulu
Begitu tangkai dipotong buah aren jatuh menimpa tubuh Si Pahit Lidah dan bambu kuning yang dipasang Si Mata Empat juga mengenai tubuh Si Pahit Lidah. Akhirnya Si Pahit Lidah meninggal dunia.
Melihat Si Pahit Lidah sudah meninggal, Si Mata Empat penasaran dengan kesaktian Si Pahit Lidah.
Kemudian dia mengambil air liur Si Pahit Lidah dengan ujung jari dan menjilatnya.
BACA JUGA:Wajib Tahu! Ini Waktu Tepat Penyembelihan Hewan Kurban
BACA JUGA:2 Petugas SPBU Dihipnotis, Uang Tunai Rp10 Juta Raib
Ternyata air liur si Pahit Lidah benar benar pahit melebihi rasa pahit brotowali.
Selain pahit, air liur itu mengandung racun yang sangat mematikan. Seketika itu juga Si Mata Empat meninggal akibat keracunan.
Kemudian kedua manusia sakti ini dimakamkan di sekitar Danau Ranau, tidak jauh dari tempat pertarungan digelar.
BACA JUGA:Giliran LINK DOWNLOAD Video Syur 11 Menit Mirip Rebecca Kloper Diburu, Cek di Sini
BACA JUGA:Pemprov Bengkulu Siaga El Nino, Pompa Air Mulai Disiapkan
Konon hinga saat ini amsih ada pohon aren di lokasi itu dan diyakini sebagai kecambah pohon aren tempat Si Pahit Lidah dan Si Mata empat mengadu kesaktian.
Hingga saat ini makam Si Pahit Lidah masih sering dikunjungi oleh orang yang ingin ziarah dan ada juga yang hanya ingin berwisata.
Itulah uraian singkat tentang kelemahan Si Pahit Lidah manusia sakti dari Sumatera Selatan yang dirangkum raselnews.com dari berbagai sumber.
BACA JUGA:4 Syarat Sah Hewan Kurban Menurut Syariat Islam
BACA JUGA:2 Perkara Ini Kerap Disepelekan! Dikira Dosa Kecil, Ternyata Dosa Besar
Karena begitu banyak versi cerita yang mengisahkan Si Pahit Lidah dan Si Mata Empat, tidak menutup kemungkinan versi yang ditulis kali ini berbeda dengan versi cerita lain.
Namun yakinlah semakin banyak perbedaan versi ceritanya akan semakin kaya pula cerita dan legenda tentang Si Pahit Lidah manusia sakti Dari Sumatera Selatan. (red)
Sumber: dikutip dari berbagai sumber terpercaya