Syekh Hamzah Fansuri, Ulama Nusantara dari Aceh, Sunan Gunung Jati Pernah Jadi Muridnya

Syekh Hamzah Fansuri, Ulama Nusantara dari Aceh, Sunan Gunung Jati Pernah Jadi Muridnya

Syekh Hamzah Fansuri-istimewa-raselnews.com

BENGKULU SELATAN, RASELNEWS.COM – Membahas tentang ulama Nusantara, kebanyakan umat islam hanya terfokus pada Sembilan Wali atau Wali Songo di Jawa.

Padahal ada beberapa ulama besar di Nusantara ini yang berasal dari luar pulau Jawa.

Salah satunya adalah Syekh Hamzah Fansuri dari Aceh Darussalam Provinsi Aceh.

BACA JUGA:Bisnis Kelapa Sawit dan Karet Terus Mendapat Tekanan, Setelah Uni Eropa, Kini Amerika Serikat Blokir Sawit

BACA JUGA:Dinas Pendidikan Buka Posko Pengaduan PPDB, Novianto: Ada Permainan Laporkan!

Bahkan kabarnya salah seorang Wali Songo yakni Sunan Gunung Jati atau Syekh Nurullah pernah menjadi muridnya.

Syekh Hamzah Fansuri menyebarkan ajaran agama secara kaffah meski tanpa bantuan iklan seperti yang dilakukan para ulama kekinian.

Beliau menjadi salah satu dari banyak ulama hebat yang tersohor di Nusantara berkat pemikiran dan karya-karyanya dalam menyebarkan agama Islam.

BACA JUGA:TRC Cinta BS Evakuasi ODGJ Berkeliaran, Dua Orang Belum Dievakuasi Ternyata Ini Sebabnya

BACA JUGA:Sidang Kasus Korupsi di BAZNAS Bengkulu Selatan, Terdakwa Sebut Nama Mantan Ketua, Ini Kata Mudin Gumay

Syekh Hamzah Fansuri lahir dan besar di kota Barus, Provinsi Aceh, sekitar pertengahan abad ke-15.

Ulama Nusantara ini satu ini diperkirakan wafat pada tahun 1527 Masehi.

Syekh Hamzah Fansuri adalah seorang sufi, sastrawan, pujangga, yang menjadi guru agama di daerah asalnya.

BACA JUGA:Masa Jabatan Sekda Bengkulu Segera Berakhir, Lelang Jabatan Segera Dibuka, Berikut Calon Kuat Tim Pansel

BACA JUGA:Gawat, BMKG Deteksi 13 Titik Panas Level Tinggi di Bengkulu, Rawan Karhutla dan Kekeringan

Sebagai seorang sufi, pemikiran-pemikiran Syekh Hamzah Fansuri telah banyak menginspirasi perkembangan Islam Nusantara, terutama di daerah Aceh.

Dalam Biografi Ulama Nusantara (hal. 16), menyebutkan tradisi pesantren di Nusantara banyak dipengaruhi oleh pemikiran Syekh Hamzah Fansuri.   

BACA JUGA:Raup 52 Persen Suara, Erdogan Kembali Pimpin Turki Ketiga Kalinya

BACA JUGA:Mumi Putri Duyung di Jepang yang Disembah Puluhan Tahun Ternyata Hasil Karya Manusia

Aytas dasar itulah Syekh Hamzah Fansuri juga disebut sebagai pendiri pesantren di Nusantara.

Syekh Hamzah Fansuri juga menjadi generasi pemula puisi Indonesia, salah satu karyanya yang terkenal adalah puisi sufi dalam bahasa Melayu –Indonesia.

Meski para ahli sejarah belum menemukan satu manuskrip pun mengenai sejarah kehidupannya, sebuah hasil kajian Bargansky mengungkapkan, ulama sufi ini diperkirakan hidup hingga akhir periode pemerintahan Sultan Iskandar Muda (1607 – 1636 M), di Kesultanan Aceh.

BACA JUGA:Viral, Detik-detik Putri Duyung Berhijab Menampak Diri

BACA JUGA:Benar Benar Sakti, Disumpah Si Pahit Lidah, Air Sungai Numan yang Manis Jadi Tawar

Syekh Hamzah Fansuri juga dikenal sebagai ulama sufi dan sastrawan pada abad ke-16.

Ia dikenal sebagai penulis pertama yang menulis tentang ide-ide panteisme dalam bahasa Melayu.

Selain itu, Fansuri juga senang menulis puisi, sehingga ia juga dianggap sebagai penyair pertama yang dikenal di dunia Melayu.

BACA JUGA:Titisan Si Pahit Lidah, Pemilik Tanggal Lahir Ini Sumpahnya Sering Menjadi Kenyataan, Hati Hati Jaga Ucapan

BACA JUGA:Gila, Di Jepang Ada Pulau Penuh Kucing, Jumlahnya Jauh Lebih Banyak Dari Jumlah Manusia

Walaupun riwayat perjalanan ulama Nusantara Hamzah Fansuri tercatat rapih, tetapi jika membahas soal makamnya ada dua versi mengemuka.

Versi pertama makamnya berada di Desa Oboh, Kecamatan Runding, Kota Subulussalam Provinsi Aceh.

Lokasinya berjarak sekitar 14 kilometer dari Kota Subulussalam, Aceh Selatan yang berbatasan langsung dengan Kabupaten Sidikalang, Sumatera Utara, atau sekitar tujuh jam perjalanan darat dari Medan.

BACA JUGA:Indonesia Vs Argentina, Egy dan Ramadhan Sananta Tak Dipanggil, Shin Tae-yong Pilih Dua Pemain Naturalisasi

Sumber: dikutip dari berbagai sumber terpercaya