Bujang Kurap, Manusia Sakti Dari Jambi Keturunan Si Pahit Lidah, Buat Danau Hanya Pakai Lidi

Bujang Kurap, Manusia Sakti Dari Jambi Keturunan Si Pahit Lidah, Buat Danau Hanya Pakai Lidi

Legenda Bujang Kurap dan Asal Usul Danau Rayo-istimewa-raselnews.com

BACA JUGA:Tak Punya Keturunan, BKN Izinkan PNS Laki-laki Berpoligami, PNS Perempuan???

Setelah itu, dengan kekuatannya, Bujang Kurap berhasil mencabut lidi-lidi tersebut.

Anehnya air pun mengalir dari lubang bekas lidi-lidi tersebut.

Tanah itu terus memancarkan air hingga terjadi banjir yang menenggelamkan semua yang ada di desa tersebut, dan desa itu berubah menjadi sebuah danau, yaitu Danau Rayo.

BACA JUGA:Niat Bakar Sampah Malah Melebar ke Lahan Perkebunan, Warga Desa Pagar Dewa Panik

BACA JUGA:Pencairan Gaji 13 Pensiunan Mulai 5 Juni, Berikut 7 Syarat dari PT Taspen

Penduduk desa tenggelam ke dasar danau, sedangkan Bujang Kurap menghilang entah ke mana.
Sementara itu, perempuan tua yang menjadi ibu angkatnya telah diubah menjadi batu yang sekarang ada di danau tersebut.

Menurut legenda, Bujang Kurap kembali mengubah penampilannya menjadi tampan seperti semula dan melanjutkan perjalanan hingga mencapai perkampungan yang sekarang dikenal sebagai daerah Ulak Lebar di kaki Bukit Sulap Kota Lubuklinggau.

BACA JUGA:Honda Bakal Luncurkan 10 Jenis Sepeda Motor Listrik, Ada Harga Rp7 Jutaan

BACA JUGA:Rezeki Bak Air Hujan, Kesuksesan 5 Shio Ini Terus Saja Mengalir

Di tempat tersebut terdapat beberapa makam tua yang konon salah satunya adalah makam Bujang Kurap.

Itulah legenda Bujang Kurap dan terbentuknya Danau Rayo.

Cerita rakyat ini mengandung pesan untuk tidak melupakan kebaikan orang lain, tidak menilai seseorang dari penampilannya, melainkan nilai kebaikan hati yang lebih utama.

BACA JUGA:5 Aplikasi Pinjol Tanpa Riba, Bersyariah dan Terdaftar di OJK

BACA JUGA:Waduh...Mulai Besok 1 Juni 2023, HET LPG 3 Kg di Provinsi Bengkulu Naik, Kaur Tertinggi

Saat ini, Danau Rayo terus dikembangkan dan menjadi tempat wisata, bahkan pernah menjadi tempat acara Musabaqah Tilawatil Qur'an (MTQ) tingkat Provinsi Sumsel yang pernah diselenggarakan di Muratara.

Di sekitar Danau Rayo atau Desa Sungai Jernih, hingga saat ini masih ada suku anak dalam (SAD) yang hidup di hutan namun hidup harmonis dengan masyarakat sekitar. (red)

Sumber: dikutip dari berbagai sumber terpercaya