HMI Bengkulu Tolak Kenaikan Harga BBM, Mahasiswa dan Polisi Terluka

HMI Bengkulu Tolak Kenaikan Harga BBM, Mahasiswa dan Polisi Terluka

Seorang mahasiswa terluka dalam aksi demo menolak kenaikan harga BBM di DPRD Provinsi Bengkulu, Rabu (31/8/2022)-lisa rosari-raselnews.com

BENGKULU, RASELNEWS.COM - Ratusan massa yang tergabung dalam Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) berunjuk rasa di depan kantor DPRD Provinsi Bengkulu, Rabu (31/8/2022).

Mereka menolak rencana penaikan harga BBM yang digawangkan pemerintah mulai hari ini, 1 September 2022.

"Kami juga menuntut DPRD Provinsi Bengkulu untuk mengakomodir keresahan masyarakat terkait kenaikan BBM bersubsidi," tegas Ketua HMI Cabang Bengkulu, Maulana.

HMI juga mendesak pemerintah menangkap dan menindak tegas mafia migas yang menyebabkan kebocoran BBM bersubsidi.

BACA JUGA:Pembelian BBM Subsidi di Bengkulu Selatan Dibatasi; Solar Maksimal 40 Liter, Pertalite 20 Liter

Menteri BUMN, Menteri ESDM, dan Direktur Utama Pertamina diminta bertanggung jawab atas permasalahan BBM bersubsidi. Jika tidak diakomodir, massa HMI berencana akan melakukan aksi lanjutan.

Para mahasiswa mendesak bertemu dengan Anggota DPRD Provinsi Bengkulu untuk menyampaikan aspirasi mereka. Sejumlah perwakilan mahasiswa bertemu dengan anggota dewan yang dipimpin Waka III DPRD Provinsi Bengkulu Erna Sari Dewi.

Namun penyampaian aspirasi tidak berlanjut karena mahasiswa memaksa massa lainnya diizinkan masuk ke dalam ruangan.

Hal itu menimbulkan situasi panas yang berakhir ricuh.

Bermula saat seorang mahasiswa mendesak anggota dewan membolehkan massa masuk ke dalam ruangan.

Namun permintaan tersebut tidak diakomodir karena para wakil rakyat merasa perlu berkoordinasi dengan kepolisian.

Akibatnya terjadi perdebatan di antara mahasiswa dan dewan yang terhormat.

BACA JUGA:Aliansi Mahasiswa : Turunkan Harga BBM, Tolak Presiden 3 Periode!

Belum juga usulan diakomodir, mahasiswa yang kesal kemudian keluar dari ruangan.

Nah, saat ada mahasiswa yang keluar inilah yang menjadi awal mula situasi panas.

Pasalnya saat seseorang keluar, terdengar suara seperti pintu ruangan yang dibanting.

Anggota kepolisian yang mendengar suara pintu seperti dibanting dengan keras berusaha mengejar mahasiswa yang keluar dan terjadi aksi saling dorong.

Sejumlah mahasiswa ngotot menyatakan tidak membanting pintu saat keluar ruangan.  

Perdebatan tersebut memicu massa lainnya yang berada di depan kantor DPRD Provinsi Bengkulu meringsek masuk.

Namun upaya mereka dihadang pihak kepolisian.

Akibat aksi saling dorong, salah seorang mahasiswa terluka.

Bahkan ada salah seorang mahasiswa yang terkulai lemas seperti pingsan.

Sekitar pukul 16.00 WIB, suasana mulai damai.

BACA JUGA:Giliran Mahasiswa Demo Tolak Tambang Pasir Besi di Seluma

Namun hingga membubarkan diri, penyampaian aspirasi kepada anggota dewan tidak tersampaikan.

Massa pun kecewa karena aspirasi mereka yang tidak tersampaikan.

"Kami hari ini hadir menyuarakan aspirasi masyarakat. Namun kami kecewa (karena ditolak masuk,red)," ungkap Maulana.

Terpisah, Kapolres Kota Bengkulu AKBP Andi Dady mengatakan aksi sempat panas karena mahasiswa memaksa seluruh massa masuk ke dalam ruang rapat.

Padahal sudah diberikan perwakilan untuk menggelar hearing.

Dari aksi saling dorong yang terjadi, Kapolres mengakui ada sejumlah mahasiswa yang terluka.

Namun anggota kepolisian juga ada yang terluka.

BACA JUGA:Pertamina Dukung Polda Bengkulu Berantas Mafia BBM Bersubsidi

"Untuk kegiatan pengamanan, memang ada gesekan sedikit. Polisi hanya melindungi jangan sampai semuanya masuk (cukup perwakilan,red)," tegas Kapolres.

Sementara itu, Ketua Komisi II DPRD Provinsi Bengkulu, Jonaidi SP mengaku akan tetap men

yampaikan aspirasi mahasiswa yang sudah mereka terima meskipun hearing tidak sempat digelar. "Walaupun kebijakan ini ranahnya pemerintah pusat, sebagai perwakilan masyarakat kami perlu menyampaikan (kepada pemerintah pusat,red)," pungkasnya. (cia)

 

Sumber: