Mengungkap Fakta Ponpes Al Zaytun, Masuk Daftar Ponpes Terbesar di Asia Tenggara, Ada Santri Dari Negara Asing

Mengungkap Fakta Ponpes Al Zaytun, Masuk Daftar Ponpes Terbesar di Asia Tenggara, Ada Santri Dari Negara Asing

PONPES: Penampakan pondok pesantern (Ponpes) Al Zaytun-istimewa-raselnews.com

BACA JUGA:Layanan Kantor Cabang dan ATM BSI Sudah Pulih, Nasabah Bisa Bertransaksi dengan Nyaman

Menurut penjelasan pihak ponpes, mereka mengambil dasar hukum Al Quran Surat Al-Mujadalah ayat 11.

"Yang mana artinya itu 'Wahai orang-orang yang beriman! Apabila dikatakan kepadamu berilah kelapangan di dalam majelis-majelis, maka lapangkanlah, niscaya Allah akan memberi kelapangan untukmu," ujar Aan menirukan penjelasan pihak Mahad Al-Zaytun Indramayu, beberapa waktu lalu.

BACA JUGA:Nyanyi Israel, Pimpinan Ponpes Al Zaytun Panji Gumilang Dianggap Murtad, Santrinya? Ini Penjelasan Habib Hasan

BACA JUGA:Kasus Stunting di Bengkulu 19,8 Persen, Bukan Kota Bengkulu Tapi Tiga Kabupaten Penyumbang Terbesar

Menurut Aan, Ponpes Al-Zaytun juga menyampaikan bahkan dalam Islam tidak melarang pelaksanaan shalat berjarak.

Mereka beranggapan justru dianjurkan memberikan ruang agar jangan terlalu berdesak-desakan.
 
Alasan Jemaah Perempuan Bercampur dengan Jemaah Laki-laki

Sedangkan terkait bercampurnya jamaah laki-laki dan perempuan, disampaikan Aan, pihak Mahad Al-Zaytun menjelaskan bahwa hal itu sebagai bentuk pemuliaan terhadap perempuan.

BACA JUGA:30 Jam Hilang, Korban Tenggelam Belum Ditemukan, Basarnas Terus Lakukan Pencarian

BACA JUGA:Sorry Bro...Tahun 2024, 47 HP Ini Tak Bisa Lagi Dipakai WhatsApp, Ada Samsung dan iPhone

"Itu pemahaman dia. Dan kami menghargai pemahaman dan pola pikir beliau terkait memuliakan perempuan," ujarnya.

Aan menambahkan, pada kesempatan itu, karena dinilai menjadi kontroversi, pihak Mahad justru balik bertanya perihal apa salahnya memuliakan perempuan.

"Dan perempuan yang ada di samping saya itu perempuan yang sangat saya muliakan sekali. Apakah salah ketika saya memuliakan seorang perempuan?" ujar Aan menirukan ucapan pimpinan Ponpes Al-Zaytun.

BACA JUGA:Reskan Efendi Mundur, Baliho Depan Gedung DPD II Golkar Tumbang

BACA JUGA:Kasus Penusukan Warga Tanjung Alam Berakhir Damai? Dua Korban Tidak Melapor ke Polisi

Berdasarkan informasi yang beredar, perempuan yang nampak pada rekaman video salat idulfitri yang viral itu diduga adalah istri dari Syekh Panji Gumilang.

Di sisi lain, berdasarkan pernyataan pengurus MUI Pusat, bercampurnya jemaah laki-laki dan perempuan dalam hukumnya makruh dan salatnya tetap sah.

Namun dalam hal ini, pihak Kementerian Agama Indramayu menyerahkan pemahaman tersebut ke pihak Mahad karena merupakan sebuah pilihan, pasalnya makruh bersifat abu-abu.

BACA JUGA:RUU Kesehatan, Tembakau Bakal Disamakan Narkotika, PBNU: Sangat Bahaya Ini!

BACA JUGA:13 CJH Bengkulu Selatan Belum Lunasi BPIH, Jadwal Pemberangkatan Ada Belum Jelas

"Dan salat Ied itu sunah. Kenapa yang sunah harus dipermasalahkan?" ujar Aan kembali menirukan ucapan pimpinan Mahad Al-Zaytun.
 
Selain itu, Kemenag juga menanyakan soal adanya laki-laki nasrani yang ikut dalam barisan jemaah salat idulfitri.

Pihak Ponpes Al-Zaytun beranggapan perihal hal tersebut adalah bentuk penghormatan kemanusiaan.

"Itu mungkin menghormati," ujar Aan.

BACA JUGA:TNI AL Sukses Bangun Jalan Rabat Beton Sepanjang 600 Meter di Kaur

BACA JUGA:Gedung Perpustakaan di Bengkulu Selatan Mulai Dibangun, Ini Kata Kajari

Kontroversi Mazhab Soekarno

Dilansir dari tayangan Youtube resmi Al-Zaytun, Syekh Panji Gumilang menjelaskan klaim mazhab yang menjadi rujukannya.

Hal itu ia ungkapkan saat rombongan Kementerian Agama Indramayu bersilaturahmi terkait  kontroversi Salat Id viral di media sosial.

Dalam keterangannya, Syekh Panji Gumilang mengklaim pihaknya menganut mazhab Soekarno atau Presiden Pertama Republik Indonesia.

BACA JUGA:Kemelut Pilkades Jawi: PK Didi Aryanto Ditolak, Yendra Dilantik Kades

BACA JUGA:Mantan PPTK Kasus Dugaan Korupsi BBM DPRD Seluma Mangkir Lagi Jadi Saksi, Alasannya Bikin Sedih

Ia mengaku pernah bertemu langsung dengan Presiden Soekarno saat dirinya duduk di bangku SD.

Kemudian dari sana ia mulai mendalami pemikiran-pemikiran Presiden Soekarno sejak 1963 hingga kini ini.

Lantaran mengklaim mengikuti mazhab Soekarno, Syekh Panji menggunakan songkok atau kopiah yang lebih tinggi dari umumnya.

Tak hanya itu, ia juga mengaku mengikuti kebiasaan Soekarno yang kerap mengenakan jas saat berkegiatan termasuk saat ibadah shalat.

BACA JUGA:Spesialis Pembobol Rumah Dibekuk, Tempo Sebulan 3 Rumah Disatroni

BACA JUGA:BERSIAP! Pendaftaran Bawaslu Kabupaten/Kota Periode 2023-2028 Segera Dibuka, Cek Jadwal dan Persyaratan

Lebih lanjut, ia mengaku membaca tulisan Presiden RI pertama itu berjudul di bawah naungan revolusi yang menjadi pedomannya.

"Ditanya mazhab apa, lah nanti kalau saya jawab aneh lagi, mazhab saya mazhab Bung Karno, kan gitu sudah," ungkapnya. (red)

Sumber: dikutip dari berbagai sumber