Aceh Daerah Berjuluk Serambi Mekah, Apakah Benar Julukan Itu Dari Syekh Hamzah Fansuri?
Makam Syekh Hamzah Fansuri-istimewa-raselnews.com
BENGKULU SELATAN, RASELNEWS.COM - Provinsi disway.id/listtag/1563/aceh">Aceh dikenal sebagai salah satu wilayah di Indonesia yang memiliki kedekatan dengan agama Islam yang kuat.
Beberapa ulama Nusantara yang terkenal di masa lalu berasal dari disway.id/listtag/1563/aceh">Aceh, termasuk salah satunya adalah Syekh Hamzah Fansuri.
BACA JUGA:Syekh Hamzah Fansuri, Ulama Nusantara dari Aceh, Sunan Gunung Jati Pernah Jadi Muridnya
BACA JUGA:Bukan PNS atau PPPK, 22 Ribu Guru PAI Kriteria Ini Dapat Insentif Rp250.000 Tiap Bulan
Syekh Hamzah Fansuri adalah seorang ulama Nusantara yang diyakini sebagai guru dari salah satu Wali Songo, yaitu Sunan Gunung Jati.
Ia memiliki pengaruh besar dalam perkembangan Islam di Nusantara, terutama di wilayah Aceh.
Bahkan, ada kabar yang menyebut bahwa julukan "Serambi Mekah" untuk Provinsi Aceh berasal dari jasa Syekh Hamzah Fansuri.
BACA JUGA:Dinas Pendidikan Buka Posko Pengaduan PPDB, Novianto: Ada Permainan Laporkan!
Hanya saja sejauh ini belum ada bukti kuat yang menyebutkan jika julukan Serambi Mekah di Aceh dari Syekh Hamzah Fansuri.
Namun jika dilihat dari berbagai karya dan perjalanan dakwah Syekh Hamzah Fansuri tidak menutup kemungkinan itu benar adanya.
BACA JUGA:TRC Cinta BS Evakuasi ODGJ Berkeliaran, Dua Orang Belum Dievakuasi Ternyata Ini Sebabnya
Tidak sedikit pula yang menyebut asal sebutan Serambi Mekah adalah karena Aceh dikenal sebagai daerah yang kental dengan nilai agama Islam yang dijunjung tinggi.
Nama ini melekat karena Aceh menjadi pusat peradaban Islam pada saat kesultanan Aceh mencapai puncak kejayaannya yakni pada masa pemerintahan Sultan Iskandar Muda.
BACA JUGA:Gawat, BMKG Deteksi 13 Titik Panas Level Tinggi di Bengkulu, Rawan Karhutla dan Kekeringan
Nama Syekh Hamzah Fansuri As-Singkili tercatat dalam sejarah peradaban Aceh. Ia adalah seorang sufi dan sastrawan terkenal yang menulis karya-karya monumental dalam sastra Melayu.
Di antara buku-buku karyanya yang sering disebut dalam manuskrip kuno adalah 'Sejarah Melayu', seperti 'Durrul Manzum' (Benang Mutiara) dan 'Al-Saiful Qati' (Pedang Tajam).
Sumber: